Abuba Steak Bandung
Ok, ini adalah topik wisata kuliner pembuka dari saya yaitu tentang abuba steak yang berada di bandung..
Berdasarkan keterangan teman pondok steak ini aslinya berada di jakarta dan katanya sih cukup terkenal lezat disana , sedangkan untuk yang di bandung ini usianya masih lumayan baru, ya masih hitungan bulanlah..
Untuk lokasi persis dimana mungkin susah, tapi kalau untuk lokasi kira-kira abuba steak ini berada di sebelah kiri jembatan layang pasopati dari arah gasibu.. Disarankan untuk lewat dari gasibu, kemudian ketika bertemu tanjakan ke jemb. pasopati jangan naik tetapi ambil kiri jalan yang kearah bawah, nah silahkan lihat-lihat sebelah kiri jalan pasti ketemu.
Ketika saya dan beberapa teman datang kesana suasana cukup sepi, kami datang kira-kira jam 3 sore, mungkin sudah diluar jam makan siang dan belum masuk jam makan malam makanya sepi.. agak aneh juga makan steak jam 3 sore hehe..
Suasana abuba sendiri sangat sederhana, saya perkirakan tempat ini tadinya sebuah rumah karena memang bentuknya seperti rumah dengan taman kecil dibelakangnya, kamipun mengambil posisi didekat taman kecil tsb.
Untuk menu steaknya sendiri secara garis besar dibagi menjadi 4 kategori berdasarkan asal dagingnya, ada kelas daging lokal, kelas NZ(new zealand??), kelas USA, dan kelas wagyu kalau tidak salah tulis.
Untuk harga naik secara linear berdasarkan urutan jenis daging diatas, untuk daging lokal berkisar 40-50 ribu, NZ berkisar 50-60 ribu, USA berkisar 80-90 ribu, dan wagyu berkisar 120 ribu keatas.
Kalau saya nanya ke kakek wikipedia, dijelaskan bahwa daging wagyu adalah daging pilihan yang biasanya dari jepang. untuk mendapatkan daging dengan jenis ini sapinya sendiri adalah ras pilihan dan diberi perlakuan khusus sehingga dagingnya rendah kolesterol, diantaranya diberikan minuman sake setiap hari
Karena masih berstatus mahasiswa yang uangnya pas-pasan saya pun memilih kelas sedang yaitu NZ saja dan jenis masakannya rib eye, ya biar mudah juga mengira-kira kelas daging yang lain(alasan padahal ga da duit ).
Untuk harga segitu, porsi yang didapatkan memang sesuai, untuk gambar rib eye yang saya pesan bisa dilihat pada akhir halaman. ukurannya satu piring penuh, sayuran dan kentang yang diberikan pun melimpah sehingga cocok untuk makan berat. Kentangnya sendiri diberikan french fries asli, terkadang kan ada juga yang memberikan kentang lokal, untuk sayurannya sendiri juga mantap terutama jagungnya yang berasa manis.
Sedangkan untuk rasa dagingnya menurut lidah saya entah mengapa agak hambar, dalam artian bumbunya kurang meresap kedalam daging, mungkin karena daging yang tebal atau bagaimana. Tapi jangan khawatir, di meja disediakan berbagai macam bumbu tambahan diantaranya tentu saja saus sambal, merica, saus barbekyu dsb yang saya tidak tahu(dasar wong ndeso wakaka). Kalau untuk urusan steak saya selalu menambahkan merica banyak-banyak. Ya, masa orang belanda susah-susah ngejajah kita 300 tahun buat nyari merica sekarang disia-siakan hehe.. Setelah ditambah merica mantap sudah.
Untuk tekstur daging sendiri cukup empuk, tapi waktu itu rib eye yang saya pesan masih agak setengah matang tengahnya padahal sudah pesan untuk yang dimasak matang, tapi itu bukan masalah, lebih baik setengah matang daripada gosong, setengah matang paling sakit-perut ato apesnya cacingan, kalau gosong kan bisa kanker hohoho..
Oh iya, mungkin satu kekurangan terakhir, menu minumannya kurang bervariasi bahkan yang bangsa juice tidak tersedia disana, padahal kalau lagi makan enak saya biasa memesan juice alpukat.. mungkin bisa dijadikan masukan bagi pengelola disana kalau kebetulan membaca blog saya..
Ok, sekian dulu resensi dari saya, selamat berjumpa di resensi yang lain.. tetap semangat, tetap sehat, biar kita bisa tetap makan-makan.. halah pak bondan banget wekeke..
Berdasarkan keterangan teman pondok steak ini aslinya berada di jakarta dan katanya sih cukup terkenal lezat disana , sedangkan untuk yang di bandung ini usianya masih lumayan baru, ya masih hitungan bulanlah..
Untuk lokasi persis dimana mungkin susah, tapi kalau untuk lokasi kira-kira abuba steak ini berada di sebelah kiri jembatan layang pasopati dari arah gasibu.. Disarankan untuk lewat dari gasibu, kemudian ketika bertemu tanjakan ke jemb. pasopati jangan naik tetapi ambil kiri jalan yang kearah bawah, nah silahkan lihat-lihat sebelah kiri jalan pasti ketemu.
Ketika saya dan beberapa teman datang kesana suasana cukup sepi, kami datang kira-kira jam 3 sore, mungkin sudah diluar jam makan siang dan belum masuk jam makan malam makanya sepi.. agak aneh juga makan steak jam 3 sore hehe..
Suasana abuba sendiri sangat sederhana, saya perkirakan tempat ini tadinya sebuah rumah karena memang bentuknya seperti rumah dengan taman kecil dibelakangnya, kamipun mengambil posisi didekat taman kecil tsb.
Untuk menu steaknya sendiri secara garis besar dibagi menjadi 4 kategori berdasarkan asal dagingnya, ada kelas daging lokal, kelas NZ(new zealand??), kelas USA, dan kelas wagyu kalau tidak salah tulis.
Untuk harga naik secara linear berdasarkan urutan jenis daging diatas, untuk daging lokal berkisar 40-50 ribu, NZ berkisar 50-60 ribu, USA berkisar 80-90 ribu, dan wagyu berkisar 120 ribu keatas.
Kalau saya nanya ke kakek wikipedia, dijelaskan bahwa daging wagyu adalah daging pilihan yang biasanya dari jepang. untuk mendapatkan daging dengan jenis ini sapinya sendiri adalah ras pilihan dan diberi perlakuan khusus sehingga dagingnya rendah kolesterol, diantaranya diberikan minuman sake setiap hari
Karena masih berstatus mahasiswa yang uangnya pas-pasan saya pun memilih kelas sedang yaitu NZ saja dan jenis masakannya rib eye, ya biar mudah juga mengira-kira kelas daging yang lain(alasan padahal ga da duit ).
Untuk harga segitu, porsi yang didapatkan memang sesuai, untuk gambar rib eye yang saya pesan bisa dilihat pada akhir halaman. ukurannya satu piring penuh, sayuran dan kentang yang diberikan pun melimpah sehingga cocok untuk makan berat. Kentangnya sendiri diberikan french fries asli, terkadang kan ada juga yang memberikan kentang lokal, untuk sayurannya sendiri juga mantap terutama jagungnya yang berasa manis.
Sedangkan untuk rasa dagingnya menurut lidah saya entah mengapa agak hambar, dalam artian bumbunya kurang meresap kedalam daging, mungkin karena daging yang tebal atau bagaimana. Tapi jangan khawatir, di meja disediakan berbagai macam bumbu tambahan diantaranya tentu saja saus sambal, merica, saus barbekyu dsb yang saya tidak tahu(dasar wong ndeso wakaka). Kalau untuk urusan steak saya selalu menambahkan merica banyak-banyak. Ya, masa orang belanda susah-susah ngejajah kita 300 tahun buat nyari merica sekarang disia-siakan hehe.. Setelah ditambah merica mantap sudah.
Untuk tekstur daging sendiri cukup empuk, tapi waktu itu rib eye yang saya pesan masih agak setengah matang tengahnya padahal sudah pesan untuk yang dimasak matang, tapi itu bukan masalah, lebih baik setengah matang daripada gosong, setengah matang paling sakit-perut ato apesnya cacingan, kalau gosong kan bisa kanker hohoho..
Oh iya, mungkin satu kekurangan terakhir, menu minumannya kurang bervariasi bahkan yang bangsa juice tidak tersedia disana, padahal kalau lagi makan enak saya biasa memesan juice alpukat.. mungkin bisa dijadikan masukan bagi pengelola disana kalau kebetulan membaca blog saya..
Ok, sekian dulu resensi dari saya, selamat berjumpa di resensi yang lain.. tetap semangat, tetap sehat, biar kita bisa tetap makan-makan.. halah pak bondan banget wekeke..
Peta: SPBU Martanegara Asri - Abuba Steak Bandung
Sumber: http://ericagustian.wordpress.com
No comments:
Post a Comment