Tuesday, July 16, 2013

Soal Damai dengan The Jak, Bomber Ikut Hukum Alam


Soal Damai dengan The Jak, Bomber Ikut Hukum Alam


Bandung - Pentolan Bobotoh Maung Bandung Bersatu (Bomber) Asep Abdul turut mengapresiasi inisiatif Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Roy Suryo yang mendamaikan perseteruan Viking dengan The Jak.

Namun, Asep belum bisa memastikan apakah akan mengambil sikap untuk menyetujui perdamaian atau tidak. Pasalnya, Bomber pun harus berkoordinasi dengan pihak kelompok bobotoh yang lain.

"Untuk hal seperti itu kan kita organisasi, harus dirapatkan dulu. Kalau untuk kasus itu, harus ada semua unsur bobotoh," ucap Asep saat dihubungi lewat telepon selulernya, Selasa (16/7/2013) malam.

Asep mengatakan, saat berbicara persoalan bobotoh, tak hanya satu kelompok tertentu saja. Namun, kelompok suporter Persib lain pun turut menjadi bagian dari bobotoh.

"Komunikasi antarbobotoh harus satu komando, karena baik itu Bomber ataupun Viking bagian dari bobotoh," imbuhnya.

Sebagai pentolan Bomber, Asep berpendapat pihaknya akan mengambil langkah-langkah penting terlebih dahulu, seperti koordinasi dengan para anggota lainnya sebelum melangkah ke arah perdamaian.

Menurut Asep, untuk persoalan damai atau tidaknya akan berlaku hukum alam. Dengan kata lain, jika memang komunikasi terjalin lancar, bukan tidak mungkin jalan damai bisa tergapai.

"Kalau Bomber mah ambil langkah ugent dulu, intinya masalah damai dan tidak damai kita mah mengikuti hukum alam aja, dulu juga sama Bonek dan Makassar ada ribut dulu, tapi karena komunikasi bagus, sekarang baik-baik aja," bebernya.

Lebih jauh Asep menyayangkan inisiasi Roy Suryo untuk mempertemukan kedua kubu. Sebab dia menilai, langkah Menpora ini terlalu cepat sehingga lebih terkesan instan.

"Jangan sampai terburu-buru hasilnya percuma, karena ini tidak semudah membalikan telapak tangan," tegasnya.

Asep kembali menuturkan, menggelar membuat pertemuan membahas perdamaian, seharusnya Roy Suryo mengurus beberapa persoalan ke belakang yang saat ini masih menggantung.

Sebut saja tewasnya seorang bobotoh, Rangga Cipta Nugraha yang dianiaya di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada tahun lalu. Kemudian kasus terbaru, pelemparan bus Persib kala hendak bertandang ke markas Persija Jakarta beberapa waktu lalu.

"Sebelum melangkah ke situ (pertemuan), harus dibereskan sebelumnya. Sejauh mana kasus Rangga dan kasus pelemparan kemarin," tuturnya.

Asep pun menyarankan, sebaiknya Menpora melakukan penjajakan terlebih dahulu. Misalkan dengan melakukan polling terlebih dahulu. Setidaknya Roy Suryo memiliki indikasi sebagai barometer untuk mengambil langkah selanjutnya.

Selain itu, Asep juga menyayangkan kalau langkah untuk mempertemukan kedua kubu hanya sebatas para petingginya saja. Sebab persoalan beda paham sudah menyebar ke tingkat anggota terbawah. Maka tentu akan memerlukan waktu cukup lama.

"Cara atau susunannya tidak semudah yang kita kira, harus ada proses. Intinya ke akar rumput kita harus menjelaskan, jangan hanya sebatas kelas atas saja," tandasnya. [gin]

Sumber: inilahkoran.com

No comments:

Post a Comment