Monday, July 1, 2013

Mari Berlibur ke Trans Studio Bandung

Mari Berlibur ke Trans Studio Bandung

Tiba-tiba ada kesempatan untuk bertandang ke Trans Studio Bandung dikarenakan adik semata wayang gw ngebet liburan ke luar kota. Rencana sudah ada dari sebulan yang lalu namun karena faktor kesibukan jadi baru bisa memastikan berangkat tidaknya seminggu sebelumnya. Berangkat hari Sabtu pagi, langsung ke Trans Studio, malam menginap di hotel, Minggu jalan-jalan dulu baru pulang. Apa daya akhirnya perjalanan disertai salah strategi karena ga ada yang pernah ke Bandung sendirian naik travel ahaahha….
Tiket travel untuk keberangkatan sudah dipesan seminggu sebelumnya, hotel untuk menginap semalam juga sudah di-booking, sudah sempat menghubungi teman-teman yang ada di Bandung untuk minta ditemani jalan-jalan di Bandung di hari kedua kunjungan karena gw dan adik ga tau jalan dan seabrek persiapan lainnya. Yang terlupakan dan baru teringat sehari sebelum keberangkatan adalah: pesan seat travel buat pulang!

Ternyata fully booked sana sini! *nangis* Lupa kalau hari Minggu itu pasti orang-orang Jakarta yang pergi ke Bandung juga pada mau pulang. Setelah harap-harap cemas akhirnya bisa dapat dua seat untuk pulang. Itupun no 1 dan 9 yang berarti duduk terpisah dengan Adik dan itu pun hari Minggu siang. Akhirnya gw membatalkan rencana jalan-jalan keliling Bandung di hari Minggu-nya. Ga bisa dinekatin tetap jalan-jalan di hari Minggu pagi karena gw ga yakin adik gw bisa bangun pagi ahahahha…
Setelah mempertimbangkan jarak Trans Studio dengan Pool Travel, Harga ongkos naik travel dan biaya penginapan semalam, akhirnya diputuskan untuk memakai jasa travel  X-Trans ketimbang Cipaganti. Lalu hotel termurah yang berhasil didapat adalah hotel Sepuluh Lingkar. Sebetulnya ada beberapa hotel lain yang harganya juga ga beda jauh seperti Kanira, The Dinar dan lainnya tapi pas mau booking ternyata sudah penuh semua. Akhirnya menginapnya jadi di hotel  Sepuluh Lingkar yang berjarak +/- 500m dari Trans Studio.  Hotelnya bagus dan nyaman, termasuk murah dengan rate Rp295rb untuk kama dengan king size bed dan sarapan pagi untuk dua orang. Kalau tidak salah hotel ini juga menyediakan kamar yang cuma Rp 85ribu untuk 1 orang, termasuk murah dibanding hotel-hotel lainnya di jalan yang sama. Yup….hotel yang letaknya di jalan pelajar pejuang 45 ini letaknya berjejer dan berdekatan dengan beberapa hotel lainnya yang gw sebut di atas. Sasarannya mungkin memang untuk para pengunjung Trans Studio.

Plan awal adalah langsung ke Trans Studio dan menitipkan tas di sana saja dengan membayar Rp 20.000. Tapi di perjalanan akhirnya rencana berubah, adik gw memutuskan untuk check-in dulu ke hotel. Akhirnya istirahat sebentar  sebelum berangkat ke Trans Studio. Dari hotel ke perempatan jalan Gatot Subroto itu tampaknya ga ada angkot lewat, jadi berjalan kaki sedikit ke perempatan lalu untuk ke Trans Studio yg letaknya menyambung dengan Trans Studio Mall (Dulu namanya BSM/Bandung Supermall) ada angkot warna hijau merah jurusan Elang-(Ci)Cadas yang lewat BSM/Trans Studio dengan membayar Rp 1500/orang.
Baru sampai saja sudah disuguhi pemandangan wahana semacam jet coaster di Dufan yang letaknya justru di luar arena Trans Studio (yang merupakan indoor theme park)
1
Karena sudah dapat info kalau di dalam Trans Studio harganya serba mahal, akhirnya gw dan adik makan siang dulu di luar. Saat membeli tiket, kita akan mendapat kartu yang disebut Mega Cash (karena penyedia jasa-nya adalah Bank Mega) yang merupakan kartu deposit pengganti uang cash untuk bertransaksi di area Trans Studio. Harganya Rp 10.000 dan bisa di-top up/diisi ulang di banyak counter isi ulang di arena Trans Studio.  Praktis karena tidak perlu ada transaksi tunai tapi juga harap berhati-hati karena merasa tidak ingat pegang duit cash nanti ga sadar sudah belanja sampai nominal berapa ahahaha…. Harga sekotak teh yang biasa dijual di convenient store Rp 2500 disulap jadi Rp 8000 di dalam! Kecuali ada yang rela menahan haus dan lapar ya ga masalah, tapi karena mayoritas pengunjung adalah keluarga yang membawa anak-anak kecil, sang bapak harus siap-siap deposit paling minim Rp 200ribu untuk memenuhi asupan snack anaknya ahahaa…
 Dua kata yang terlintas di benak gw kala memasuki arena Trans Studio: Universal Studio! Meskipun gw sendiri belum pernah ke Universal Studio, tapi dari foto-foto yang pernah gw lihat mirip-mirip seperti itu..berasa bukan di Indonesia karena setting lokasinya berisi bangunan-bangunan ala negeri seberang, termasuk satu lokasi yang bertema Amerika Kuno  serta dunia penyihir. Kalau soal wahana permainan sih ada beberapa yang mirip di Dufan.
4
Paling excited walau cuma sebentar dan  ga ada tantangannya mungkin pas naik Pirate Ship (entah apa nama sebenarnya, gw lupa) yang berbentuk kapal bajak laut tapi dikombinasi dengan balon terbang. Dari atas kita bisa melihat ke bawah, melihat setiap sudut tempat-tempat yang ada di Trans Studio dari ketinggian.
2
Omong-omong ada satu kejadian lucu di wahana ini yaitu gw dan adik gw sempat meragukan identitas gender salah satu mbak-mbak penjaga wahana-nya. Cantik sih, rambutnya panjang lurus, yang dipakai pun seragam pirates wanita (warna merah, yang pria pakai warna biru). Tapi karena make-up nya agak medok dan dadanya rata, adik gw sempat mengira itu pria yang ber-cross dress jadi wanita, namanya juga theme park kan? Itu membuat gw dan adik gw sampai 2x bela-belain naik wahana sekedar membuktikan identitas gender-nya. Setelah naik yang ke 2x nya baru terdengar suaranya ternyata suaran wanita ahahhhahah~~~
Masih berkaitan dengan cerita di atas, salah satu daya tarik dari Trans Studio ini juga adalah para penjaga wahana-nya yang termasuk cantik-cantik, keren-keren atau good looking, termasuk yang jual tiket,minuman dan pop corn, janitor dan security-nya. Tampaknya memang sengaja dipilih yang begitu pas seleksi penerimaan pegawai-nya.
Pada akhirnya gw dan adik  lebih banyak memanfaatkan lokasi ini untuk berfoto-foto, maklum dua-duanya sama-sama narsis. Permainan-permainannya menarik tapi lebih menarik untuk berfoto-foto narsis.  Yang tersedia bukan cuma wahana bermain penantang nyali yang bisa bikin adrenalin memuncak atau tenggorokan serak karena teriak-teriak namun juga hiburan edukatif di science center-nya. Tidak hanya menarik untuk anak-anak namun juga orang dewasa. Gw dan adik gw sampai terlena di dalam science center, lebih dari 1 jam mencoba berbagai eksperimen ilmiah yang bikin ooooo….dan aaaaa…..
3
Bodohnya gw ketauan dan bikin ngakak-ngakak tatkala mencoba menyusun kembali organ-organ tubuh pada sebuah torso…gw lupa dimana letak jantung HAHAHAHAHA
Sabtu malam petualangan di Trans Studio  diakhiri dengan makan malam di food court-nya Trans Studio Mall yang ternyata semua transaksi-nya juga masih memakai Mega Cash. Pilihan jatuh pada menu di Ampera yang sambalnya luar biasa pedas nikmat. Berhubung adik gw ga mau repot refund sisa duitnya, akhirnya setelah berkeliling-keliling mencari cara menghabiskan sisa deposit, gw memutuskan membeli Belgian Wafel untuk cemilan di hotel dan berhasil menyisakan Rp 3000 saja di kartu tersebut!
Liburan di Bandung pun berakhir keesokan harinya. Pasca sarapan pagi di hotel, gw berjalan kaki ke jalan Buah Batu yang letaknya juga +/- 500m dari hotel untuk mencari oleh-oleh di Kartika Sari sembari mempelajari angkot yang lewat. Ternyata ada angkot yang lewat dari depan Piset Square (dekat hotel Sepuluh Lingkar Selatan tempat gw menginap) sampai depan Kartika Sari, angkot warna hijau-biru jurusan Kalapa-Buah Batu, bayar Rp 1500. Sepanjang jalan pun ada banyak motor/mobil penjual keripik pedas Maicih atau Karuhun,jadi beli oleh-oleh juga ga susah. Selain itu juga ada banyak kafe, resto dan warung makan di sepanjang jalan Pelajar Pejuang sampai belokan ke Jalan Buah Batu. Betul-betul tempat yang strategis untuk menginap. Setelah dihitung-hitung, lain kali sebetulnya bisa ke Trans Studio tanpa menginap kok asal sudah booking seat travel pergi dan pulang dari jauh-jauh hari.
What a wonderful weekend, thanks to my sister for this wonderful holiday! ^__^

No comments:

Post a Comment