Monday, July 8, 2013

Foto: Studuio Bandung: Worth It!

Foto: Studuio Bandung: Worth It!


“Ancol atau TransStudio Bandung ?”
Tanyaku sekali lagi kepada adik perempuanku yang mukanya mulai berkerut. Liburan Natal dan Tahun Baru kali ini terasa berbeda, karena saya, mama dan kedua adikku jalan-jalan di Bandung dan Jakarta. Karena membawa anak anak, maka salah satu agenda utama adalah bermain. Adikku tahunya theme park yang paling OK se-Indonesia adalah Ancol. Jadi ketika diajakin ke Trans Studio Bandung, mereka sempat bertanya tanya apakah ini yang mereka inginkan. Mengingat mereka diharuskan memilih antara Trans Studio Bandung dan Ancol.
Sebenarnya saya sendiri belum pernah menyambangi Trans Studio, jadinya saya berusaha “merayu” adik adik dengan berbagai alasan di antaranya Trans Studio Bandung itu indoorsehingga tidak perlu takut matahari dan berpanas-panasan. Fasilitasnya sama, bahkan beberapa lebih cetar membahana. Tuh liat aja contohnya ada patung gorilla raksasa serta roller coasteryang mencuat keluar. Selain itu, Trans Studio Bandung ini adalahindoor theme park terbesar di Indonesia bahkan juga salah satunya terbesar di dunia(sumber dari websitenya).
“Ya sudah Trans Studio. Tapi di Jakartanya nanti main Ice Skatingyak!”. Jawab si adik mantap.
“Sep beres itu!”

TransStudio
Harga tiket masuk Trans Studio Bandung cukup membuat saya menarik napas dalam-dalam. Rp.250rb per orang (gila!tiket masuk kami berempat saja sudah sama dengan membeli 2 tiket pesawat pulang ke Jambi). Untungnya dengan harga segitu, kita dapat menikmati semua jenis permainan. Jika ingin lebih menikmati lagi, silahkan beli tiket VIP Rp 500rb. Keuntungannya adalah Anda bebas keluar dan masuk kembali ke Trans Studio serta terhindar dari padatnya antrean menuju wahana permainan.
Sebagai pengganti karcis, kami mendapat kartu Mega Cash yang juga berfungsi sebagai alat pembayaran. Tentunya isi dulu saldonya. Kami pun segera naik ke Entrance dan siap bergabung dengan para pengantri. Eh buset ramenya! saya lupa hari ini Natal. Eh tapi jam belum menunjukkan jam 9 pagi. Dari mana semua orang orang ini?
Di pintu masuk, ada petugas yang memeriksa tas untuk mencari air minum yang bakal disita. Glek glek! Segera saja kami beramai ramai menghabiskan air mineral yang telah dibawa. Walaupun akhirnya harus merelakan 2 botol mineral water yang telah dikasih teh chrysantheum buatan mama.
Baru beberapa melangkah, kami diminta berfoto oleh orang Trans Studio. Oalah saya tau! ini pasti trik agar kami membeli hasil jepretannya. Benar saja! Sepanjang atraksi trik ini marak dilakukan dan sepertinya hasilnya lumayan. Sayangnya tidak berlaku buat kami *kecup kamera digital sendiri*
Saya sarankan begitu masuk, silahkan langsung menujuinformation centre untuk mengambil peta panduan agar dapat mengetahui arena permainan apa yang ingin dinaiki. Bisa juga mengambil jadwal show yang dilengkapi dengan jam tayang dan bahkan juga ada informasi tentang batas minimum anak anak untuk menaiki sebuah wahana.
Dan bagi Anda yang membawa anak kecil, jangan lupa membawa kaos kaki karena ada wahana anak-anak yang mengharuskan mereka menggunakan kaos kaki untuk masuk. Kecuali Anda rela merogoh kantong sebesar Rp.20.000.
Lanjut dari sana, segeralah kami menaiki wahana yang paling Anda minati terlebih dahulu. Mengingat kami datang cukup pagi, antrean belum panjang. Agak siangan, Trans Studio mulai padat. Saat yang tepat buat makan siang deh! Kami memesan makanan berupa ayam goreng dan ayam bakar di area Studio Kuring di Lost City, tepat disamping Kong Climb. Walaupun begitu, kita juga dapat memesan makanan dari tempat lain. Yang paling kami sukai justru adalah makanan dari Studio Mie. Yang paling enak itu Mie Ayam Baso ( Rp 23rb). Selain itu ada juga Siomay yang jugarecommended banget walaupun sedikit dan mahal (3pcs = Rp 17 rb). Jangan lupa pembayaran makan minum dilakukan menggunakan kartu Mega Cash. Jikalau saldo tidak mencukupi, bisa kok isi ulang langsung ditempat makan tersebut. Praktis kan!
Urusan makan selesai, urusan ke belakang menanti. Saya sih ngerasa toilet-nya kurang. Kurang dalam kuantitas maupun kualitas. Ya jelas aja! Orangnya ribuan, toiletnya hanya ada beberapa buah dan jumlah biliknya terbatas. Sehingga tidak dapat dielakkan WCnya selalu basah, bau dan terkesan jorok. Fasilitas pendukung seperti tisu pun sangat kurang. Beberapa diantaranya harus mengantre panjang di jam sibuk seperti saat lunch. Jika sudah kebelet dan masih ngantre, biasanya saya ngacir ke science centre cuma buat nyari WC!
Overall, kami sekeluarga puas di Trans Studio Bandung. Apalagi awalnya saya sempat kebingungan mencari tempat wisata yang cocok untuk keluarga. Ternyata semua kekhawatiran saya sirna ketika kami memasuki theme park ini. Trans Studio Bandung memiliki beberapa wahana yang dapat dinaiki bersama keluarga diantaranya (yang saya rekomendasikan) : Trans Car Racing, Petualangan si Bolang, Science Centre, Dunia Anak dan Dragon Rider.
Jika Anda sekeluarga memiliki keberanian tingkat dewa, silahkan mengikuti permainan yang menantang seperti Giant Swing atau bahkan yang lebih ekstrem yakni Yamaha Racing coaster yakni roller coaster berkecepatan tinggi dan bukan hanya bergerak maju tetapi mundur. Hii!
Walau pun akhirnya kami sekeluarga tidak jadi menghabiskan waktu sampai pukul 10 malam, kami sekeluarga puas menikmati (hampir) semua wahana permainan. Uang tiket yang dibayarkan pun jadi terasa sepadan dengan pengalaman yang didapatkan.
Maka jika suatu saat ada yang bertanya “Ancol atau ini?” Maka dengan pasti saya jawab “Ini donk!”
Berikut penampakan Trans Studio Bandung :







No comments:

Post a Comment